Alchemist The Great Of Ancient : Chapter 1

Chapter 1 Ingatan


Kejadian yg membuat seluruh orang takut, cemas dan kawatir telah terjadi, dan aku selalu merenungi saat-saat dunia ini belum berubah aku juga berfikir “kenapa mereka membuat dunia itu???, apakah dunia ini belum cukup?” setiap malam aku selalu mencoba mengingat bagai mana dunia ini dulu.



*tok~tok “Dani….. mau sampai kapan kamu di dalam?” itu temanku Airi dia selalu mengetuk pintu kamarku untuk membujuk-ku keluar dari kamar “kakak keluarlah, ayo kita makan sama-sama” Rika Kirigaya adik perempuan, dan aku sendiri Dani Kirigaya, ya nama keluargaku berasal dari Jepang, karena ayahku berasal dari Jepang ibuku asli orang Indonesia, tapi itu tidaklah penting bagiku lagi, karena mereka sudah tiada, mereka menjadi salah satu korban dari dunia ini.



Aku tidak menghiraukan mereka, apakah ini hukumanku karena sering bermain game, tapi tidak ada jalan lain aku selalu di kucilkan teman-temanku dan mereka suka menjahiliku, kenapa saat aku mendapat nilai lebih unggul dari teman-temanku aku di jauhi mereka, tapi aku sudah berusaha untuk menjawab soal dengan ngawur, tapi alhasil tetap aku selalu mendapatkan nilai A+ dari semua mata pelajaran.

Wilayah yang aku tinggali saat ini adalah wilayah terbuang, karena tanah yang tandus dan gersang tidak bisa di buat berkebun dan juga kami tidak memiliki Ryu, Ryu adalah mata uang yang di gunakan saat ini, di bedakan menjadi 3 seperti di game gold, silver, dan choper 
*tok~tok “Dani keluarlah……. Kamu tau? Aku sudah capek” Airi pun merasa kesal dengan sikapku yang acuh tak acuh 
“aku tidak menyuruhmu melakukan ini” aku pun menjawab dan aku rasa ini pertama kalinya aku berbicara pada orang lain setelah kejadian itu 
“ekh….. dasar keras kepala, setidaknya keluar sekali, Rika sangat mengawatirkanmu” Airi sedikit emosi setelah mendengar jawabanku
“katakana pada Rika, kamu sudah bebas tidak ada yang mengatur-ngatur kamu lagi, terserah kamu mau ngapain karena kak yang menyebalkan tidak ada lagi” aku menjawab dengan lantang-nya
Terkejut mendengar perkataanku “eh…… ke-kenapa kamu bicara begitu?, aku tidak mau bilang saja sendiri padanya” Airi pun kesal dan emosi dan meninggalkan lorong di mana kamarku berada
Memandangi langit dan terus membayangkan dunia di masa sebelum tragedy itu 

“sial…. Aku tidak bermaksud berkata seperti tadi” aku pun berguma dan melanjutkan menatap langit sampai sebuah cahaya muncul dan mengarah padaku dengan cepat
“hah… YANG BENAR SSAJA—“ *BRuakkKK!!!! Benda itu jatuh tepat di atasku
“sial benda apa ini?.... eh—“ aku terkejut setelah aku membuka mata
“eeeennnngg…….. Master” benda yang jatuh tadi ternyata seorang gadis
“heh…. Master?... aku?” tanyaku kebingungan
“em” mengangguk-kan kepalanya

Suara ketukan pintu terdengar lagi *tok~tok “Dani pa yang terjadi di sana?, kamu baik-baik aja kan?” Airi datang dengan nada terseda-seda
“etto… aku tidak apa-apa, tidak ada yang terjadi” denga terkejut aku menjawab spontan
“kamu gak bohong kan?” Airi bertanya menyakinkan
“sejak kapan sih aku gak bohong padamu…” aku pun keceplosan
“heh……?????” Airi terkejut
“maaf aku bercanda, aku tidak apa-apa” aku pun menjawab dengan nada agak tinggi
Tidak lama Airi pun pergi dari depan pintu kamarku, aku juga masih tidak percaya, kenapa tidak yang aku kira tadi sebuah benda ternyata seorang gadis yang jatuh dari langit dan juga tidak memakai pakaian apapun.
“tu-tunggu di sini” aku berlari mengambil selimut dari kasur “kenakan ini cepat” aku menyuruhnya memakainya tapi—
“eeeennnnggg……” dia diam seperti orang tidak punya salah
“berikan padaku, huffff tidak ada jalan lain” aku terpaksa meyelimutkan selimutku ke tubuhnya
“Master….” Dia terus memanggilku Master~Master dan Master sampai aku lelah mendengarnya
“stop memanggilku dengan Master…. Ngomong-ngomong siapa namamu?” aku menuruhnya untuk tidak memanggilku Master dan bertanya siapa namanya
“namaku Neko” dia menjawab dengan cepat dan lantang
“eh, Neko???, kucing…..” aku pun bingung benarkan Neko itu kucing
“kucing??,… namaku Neko bukan kucing, Neko Aries” dia pun menjawab 
“hehe…hehehehe, terserah, kenapa kamu disini?” tanyaku padanya apa yang dia lakukan disini
“emmmmm…… aku tidak tau” dengan rasa tak bersalah dia menjawab se enaknya
“heh, apa ada yang kamu tau apa ingat?” tanyaku sedikit kesal
“emmmmm…… tidak ada, dan sepertinya ingatanku hilang tee~hee”
“jangan ngomong tee~hee..!!!!!”

Aku mengalami malam yang panjang dan berbeda seperti biasanya dengan kedatangan Neko ke kamarku secara misterius, hari demi hari dan malam demi malam terasa sangat berbeda dari biasanya, yang biasanya aku selalu membuka jendela dan memandangi langit pada malam hari aku gunakan untuk berbaring di kasur dan menutub jendela dan akhirnya aku tertidur.
Ke esokan harinya seperti biasa pinta kamarku-ku berbunyi “tok~tok…. Kakak di dalam?” ternyata Rika yang mengetuknya seharusnya aku sadar tidak mungkin Airi sepagi ini mengetuk pintu kamarku
“ekh… tubuhku….tubuhku tidak bisa di gerak-kan” aku pun membuka selimut dengan tangan kiriku yang terbebas “UUUWWWWAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!” aku terkejut secara spontan
“eh…. Kakak tidak apa-apa di dalam sana?” tanya Rika sepertinya dia mendengar teriakanku
“Neko, apa yang kamu lakukan, di atas kasurku?”
“hoammm….. selamat pagi Master” sambil mengucek matanya dan bergaya seperti kucing, sudah kuduga dia mirip kucing
“selamat pa—, eh… pagi apan-nya!!!!!”
“kak~kakak, kakak tidak apa-apa kan?” Rika pun mulai cemas setelah mendengar teriakanku dan sepertinya juga dia mendengar percakapan bangun tidurku bersama ma-maaf Rika, aku tidak ap-apa” aku pun segera menjawab karena aku tidak ingin membuat adik ter-imut dan ter-sayangku cemas karena aku

Rika pun terus bertanya keadaanku di dalam karena dia tidak yakin setelah apa yang dia dengar aku juga berusa menjawab dan menyakinkan Rika, tidak lama Rika pun yakin dan akhirnya pergi, tapi aku masih tidak ingin keluar dari kamarku, dan secara tidak sengaja saat aku berposisi seperti memegang sesuatu tiba-tiba muncul sebuah pedang dengan aura yang sangat kuat dan secara bersamaan aku bisa merasakan jiwa seseorang yang masih hidup dan yang sudah mati
*GubraK aku jatuh menabrak meja “ap-apa yang barusan terjadi, apa itu tadi, sekilas aku bisa mengeluarkan pedang dan bisa merasakan jiwa seseorang”
Neko pun loncat dan memeluk-ku “Master…akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi”
“eh…., ekk, sudah kubilang berapa kali PAKAILAH BAJU!!!!!!!!!”
Neko pun masih memeluk-ku, aku pun memulai mempelajari apa yang ada didalam diriku ini, aku pun memutuskan untuk berlatih, aku berlatih selama 1 bulan setidaknya belajar dasar-dasar teknik cara menggunakan kekuatan yang ada didalam diriku, jika aku sudah bisa menguasai teknik dasarnya aku memutuskan untuk keluar dari kamarku

6 bulan kemudian ke-esokan harinya bisa di katakana subuh “sial aku telat dari jadwal yang aku buat, tapi setidaknya sekarang tidak Cuma dasar tapi beberapa teknik sudah aku pelajari, yoshh… saatnya keluar kamar, Neko kamu ikut tidak?”
“em, aku ikut” dengan rasa riang dan senang Neko mengikutiku
“huuuuuuhh….. apa yang mereka lakukan selama aku di kamar ya?” aku pun mulai bertanya-tanya
Sehabis melewati lorong dan kemudian menuruni tanggan aku langsung menuju pintu keluar masuknya dari rumahku, tidak kusadari Rika melihatku ingin membuka pintu dan kemudian menyapaku “ka-kak Dani?”
“oh, Rika selamat pagi” setelah menyapa Rika aku melanjutkan keluar rumah
*wusshhh hembusan angin yang kencang bertiup bergiliran pemandangan yang tidak bisa di katakan bagus atau indah, tanah yang tandus dan gersang dan debu pasir yang tertiup angina membuatku sangat kecewa “sial…. Aku tidak tahan lagi, aku akan pergi dari sini” aku pun mulai membulatkan tekadku
Di ruang makan Rika sedang menyiapkan makanan “tadi yang bersama kak Dani siapa?” Rika pun di penuhi dengan tanda tanya besar
Datang dari tangga “hoamm…. Pagi Rika, ngomong-ngomong Dani kemana, keliatanya kamarnya kosong?” dan bertanya pada Rika
Rika terkejut “eh…, kak Airi tanya apa tadi?” dia pun meminta mengulangi pertanyaan dari Airi karena tadi dia lagi bengong

“huff… Dani kemana kok kamarnya sepi?” Airi pun mengulangi pertanyaanya dan sedikit kesal
“oh tadi kak Da—“ perkataan Rika pun terpotong saat aku masuk kembali ke dalam rumah
“oh…Airi, selamat pagi” aku pun meninggalkan meraka menuju kamarku
“pa-pagi…” jawab Airi kebingungan
“pagi” Neko juga menyapa meraka dengan senyumanya
“Neko cepat” aku memanggil Neko sambil menaiki tangga
“baik Master” Neko pun menyusulku
Saat di dalam kamar aku pun tidak lupa mengungci pintu kamarku karena aku tau apa yang akan terjadi selanjutnya, dan itu pun benar mereka berdua berlari menuju kamarku dan menggedor-gedor pintu kamarku
“oi Dani… buka pintunya, siapa dia?” dengan kesal Airi terus menggedor-gedor pintu kamarku
“kak Dani dia siapa?” Rika pun juga ikut
“eh…. Apa yang kalian bicarakan aku tidak tau” aku pun menjawab seperti tidak ada kejadian apapun tapi itu tidak berhasil
“eh… jangan bohong padaku Dani” teriak Airi
“heh…memangnya sejak kapan aku tidak bohong padamu?” aku menjawab dan keceplosan lagi
“DANI…!!!!!!!!!!!!!” Airi pun kesal dan marah dia pun memukul pintu kamarku sampai hancur
“ka-kak Airi??” Rika pun takut dan terkejut
“eh…. Apa aku yang melakukan ini?” dia pun bertingkah sepeti orang bodoh
“sudah kuduga, dunia ini seperti game dan kita disini sebagai player, tapi jika kita mati disini berarti kita mati beneran” 
Tiba-tiba terdengar suara aungan dari luar, dan sekejap mata tempat yang tadinya masih utuh sudah hancur, dan datang seseorang dan menculik Neko “Master….” Teriakan Neko yang di bawa semakin jauh
“sial apa yang terjadi lagi ini???, aku harus menyelamatkan Neko” aku bergegas keluar dan berlari mengejar Neko
~Continue to Next Chapter~

ID | Creative Community